Akidah Akhlah Materi Tasawuf
A. Peranan tasawuf dalam kehidupan
modern
Pada masa yang akan datang,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berangsung terus dan sangat
menentukan peradaban umat manusia. Akan tetapi, masalah-masalah moral dan etika
akan ikut memengaruhi pilihan strategi dalam mengembangkan peradaban di masa
depan. Ada beberapa kemungkinan yang aka terjadi pada corak keberagaman umat
islam. Kemungkinan itu akan sangat ditentukan oleh beberapa factor yang saling
menarik, misalnya kekuatan internal atau factor dinamik ajaran islam dengan
kekuatan eksternal. Dengan demikian, kita hanya dapat memperkirakan beberapa
kemungkinan corak agama yang akan menjadi mental masyarakat dimasa mendatang.
1. Kecenderungan bahwa islam akan
semakin kuat. Disini ulama tetap memegang peran penting dalam menjaga kemurnian
agama, dan karena itu memiliki otoritas untuk berbicara atas nama islam yang sesuai dengan ajaran Alquran dan
sunnah
2. Kecenderungan bahwa islam akan
berfungsi sebagai ajaran etika akibat proses modernisasi dan sekularisasi yang
secara perlahan-lahan hanya memberikan peluang yang sangat kecil bagi
penghayatan keagamaan.
3. Kecengderungan islam dihayati dan
diamalkan sebagai sesuatu yang spiritual sebagai reaksi terhadap perubahan
masyarakat yang sangat cepat akibat kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
industrialisasi. Artinya, sebagai reaksi terhadap perubahan masyarakat yang
sangat cepat akibat kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industrialisasi.
Spiritualisme baik dalam bentuk
tasawuf, ikhsan maupun akhlak menjadi kebutuhan sepanjang hidup manusia dalam
setiap tahap perkembangan masyarakat. Untuk masyarakat yang masih terbelakang,
spiritualisme harus berfungsi sebagai mendorong untuk meningkatkan etos kerja dan
bukan pelarian ketidakberdayaan masyarakat untuk mengatasi tantangan hidupnya.
Sedangkan bagi masyarakat industrial, spiritualisme sebagai tali penghubung Tuhan.
Tasawuf tidak bisa dipisahkan kerangka pengalaman agama, dan karena itu harus
berorientasi kepada Alquran dan sunnah.
Inilah yang mungkin disebut sebagai
“Tasawuf Modern”, yakni tasawuf yang membawa kemajuan, bersemangat tauhid dan
jauh dari kemusyrikan. Namun demikian, dalam kehidupa riil mungkin saja terjadi
bahwa satu aspek ajaran islam ditekankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pada zamannya. Bagi masyarakat terbelakang, islam digambarkan sebagai ajaran
yang mendorong kemajuan
Oleh karena itu, kita sepakat bahwa
semua kehidupan modern harus mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu akidah
akhlak islam yang bersumber dari alquran dan hadis. Dengan cara seperti ini
maka akan terbangun kehidupan yang seimbang antara lahir dan batin, duniawi dan
ukhrawi, serta individu dan masyarakat. Keseimbangan ini harus menjadi roh
peradaban manusia dalam kehidupan modern sekarang ini.
Dalam kata lain tasawuf adalah
mendekatkan diri kepada Allah melalui menyucikan diri dan amaliyah-amaliyah
islam.
B.
Fungsi
tasawuf dalam kehidupan modern
Fungsi tasawuf adalah menjadikan
manusia berkepribadian yang sholeh dan berperilaku yang baik dan mulia sera
ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah aliran tasawuf dalam
mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan
tawadhu. Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah saw, yang pada dasarnya
sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apa lagi di masa remaja Nabi
Muammad saw dikenal sebagai manusia yang digelari al-amin, shiddiq, fatanah,
tablig, sabar, tawakal, zuhud, dan termaksud berbuat baik kepada musuh dan
lawan yang tak berbahaya atau yang biasa diajak kembali pada jalan yang benar.
Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan
menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Dalam kehidupan modern, tasawuf
menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas
dari pusat dirinya, sehingga ia tak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan
tujuan hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini membuat
pendritaan batin. Maka lewat spiritualitas ladang kering jadi tersiram air
sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahnkan hidup lebih baik dan jelas
arah tujuannya.
Itu semua adalah hanya
langkah-langkah untuk memasuki dunia sufistik. Adapun untuk memasuki pintu
tasawuf, ada beberapa tahapan yang lebih tinggi dari sekedar membersihkan atau
menggosokkan diri (takhali), mengisi kembali dengan nilai-nilai ilahiyah dan
kemudian tajali, atau merasakan manifestasi ilahi dalam kehidupan dunia ini.
Dari tahapan ini ia akan berlajut pada musyahadah, menyadari sekaligus bersaksi
bahwa diri ini tidak ada apa-apanya. Yang ada dan berada hanya Allah Yang Maha
Esa. Tidak ada yang ada selain Ia. Seseorang yang berada dalam posisi ini
pantas disebut muwahid (orang yang bertauhid). Posisi ini akan terus yang
berlanjut pada penyatuan dangan Tuhan. Namun dalam tahap kadang tidak setiap
orang mampu menerima pengalaman seseorang sufi yang mengalami fana. Jadi tanpa tasawuf
aktifitas hanya ditujukan untuk kepentingan sesaat. Mengantarkan seseorang pada
kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan yang hakiki adalah saat seseorang diampuni
segala dosanya oleh Allah. Maka seseorang akan merasa tenang dan tentram.
Menyesali kesalahan yang
diperbuatnya, bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak mengulangi
dosa atau kesalah lagi
Mulai menjauhkan diri dari materi dan
dunia ramai. Tidak pernah meninggalkan ibadahnya kepada Allah, seperti sholat,
puasa, membaca alquran dan dzikir. Seseorang yang telah mendalami tasawuf akan
melakukan banyak beribadah dan sedikit tidur, karena yang dicari hanya
kebahagian rohani dan kedekatan dnegan Allah swt.
C.
Contoh
tasawuf
Ø Salah satu contoh dari sahabat
Rasululah
1. Umar bin khattab
Umar
bin khattab adalah salah satu sahabat khulafaur rasyiddin yang sangat terkenal
kekejamannya sebelum beliau memeluk islam. Akan tetapi setelah masuk islam
beliau yang sangat membela islam. Tingkat kezuhudan beliaupun sangat terlihat
sekali saat beliau menjabat sebagai kholifah. Beliau pernah mengenakan pakaina
yang berjahit 12 sobekan saat berpidato. Beliau banyak meluangkan waktu beliau
untuk kepentingan ru’yah terhadap Allah swt, karena siangnya telah beliau
habiskan untuk kepentingan umat.
Ø Ciri-ciri orang yang tasawuf
1. Menyesali kesalahan yang
diperbuatnya, bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak mengulangi
dosa atau kesalah lagi
2. Mulai menjauhkan diri dari materi dan
dunia ramai. Tidak pernah meninggalkan ibadahnya kepada Allah, seperti sholat,
puasa, membaca alquran dan dzikir. Seseorang yang telah mendalami tasawuf akan
melakukan banyak beribadah dan sedikit tidur, karena yang dicari hanya
kebahagian rohani dan kedekatan dengan Allah swt.
3. Menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan syubat dan tidak memakan atau minuman yang tidak jelas
kedudukan halal dan haramnya
4. Menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan
hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat
menjalankan kewajiban-kewajiban agama.
5. Memiliki sifat sabar yang luar biasa.
Bukan hanya sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah yang berat dan
menjauhi larangan-Nya, tapi juga sabar dalam menerima percobaan-percobaan berat
yang ditimpa Allah kepadanya. Ia juga sabar dalam menderita.
6. Tidak menentang cobaan dari Allah,
bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam hatinya tidak ada perasaan
benci, yang ada hanya perasaan senang.
Kesimpulan
·
Hadirnya
tasawuf telah mengajarkan sikap-sikap hidup yang baik, serta melarang
sikap-sikap yang buruk
Tasawuf juga
mengerjakan manusia untuk menjalankan hal-hal yang wajib, seperti ibadah
sholat, puasa, berzakat,dan haji. Selain itu juga mengamalkan hal-hal yang
sunah dan menjauhi hal-hal yang makruh
Komentar
Posting Komentar