Makalah Penjas Materi Lari 100meter
Makalah Penjas
“lari 100 m”
Kata pengantar
Bismillahhirahmannnirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas rida dan limpahnya ilmu-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan makala ini sebagai penunjang pembelajaran.
Selawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw., karena atas jasa
beliaulah kita menjadi masyarakat yang beradad dan berilmu pengetahuan.
Penyajian makala ini dimulai dengan
uraian materi yang disajikan dengan bahasa yang komunikatif serta mudah
dipahami, jika mendapat kesulitan, selesaikanlah dengan cara berdiskusi bersama
teman-temanmu atau bertanya kepada Bapak/Ibu Guru disekolah.
Kebenaran dan kesempurnaan adalah
milik Allah swt., semata. Penulisan makala ini menyadari bahwa makala ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis
harapan untuk sempurnanya makala ini di masa yang akan datang.
Selamat belajar, semoga bermanfaat.
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar………………………………………………………………………………………………………………………2
Daftar isi………………………………………………………………………………………………………………………………..3
A.
Sejarah
lari pendek……………………………………………………………………………………………………..4
·
Hal-hal
yang harus diperhatikan………………………………………………………………………5
B.
Hubungan
Antara Kecepatan Lari 100 m dengan Prestasi lompat jauh……………………….9
·
Rekor
dunia putra lari 100 meter ……………………………………………………………………9
·
Rekor
dunia putri lari 100 meter…………………………………………………………………….13
Daftar
pustaka……………………………………………………………………………………………………………………….17
A. Sejarah
lari pendek 100 meter
Atletik adalah event asli
dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan
lari atau stade. Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek
di hampir semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya
memakai tempat di dalam trek. Atletik termasuk di dalam Olimpiade modern di
tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian. Wanita pertama kali
dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun
1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan
beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983.
Lomba atletik lari jarak pendek
100 meter diselenggarakan disalah satu sisi lintasan atletik outdoor. Nomor ini
dianggap paling bergengsi dalam cabang olahraga atletik. Pemengan rekor dunia
100 meter sering disebut “manusia tercepat”
Secara subtansional memahani lari 100 meter sebagai suatu aktivitas
fisik (berlari) yang dilaksanakan dengan menggunakan kecepatan tinggi, tentu
saja seorang altit dapat berlari dengan kekuatan dan kecepatan yang maksimal,
atlit tersebut tidak hanya bisa mengandalkan atau panjang tungkai yang
dimilikinya. Akan tetapi seorang atlit butuh waktu yang cukup panjang untuk
berkonsentrasi dan melatih diri. Dalam berlatih seorang atlit tidak hanya bisa
berkonsentrasi pada satu jenis kondisi saja, akan tetapi harus memperhatikan
beberapa factor yang memungkinkan kecepatan tersebut tercapai. Tamsir Riyadi (1982) dalam hal ini
mengemukakan beberapa faktor penting yang perlu mendapatkan perhatian untuk
dilatih, sehingga natinya atlit mampu berlari dengan kemampuan maksimal antara
lain: speed (Kecepatan), Power (Daya Ledak Otot), Strength (Kekuatan),
Coordination (Koordinasi Gerakan), Flexibility (Kelenturan), Agility
(Kelincahan) dan stamina
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Lapangan
2. Alat-alat:
·
Pistol
start
·
Tiang
finish 2 buah, tinggi 1,37m, lebar
8cm, tebal 2cm.
·
Pita finish dipasang setinggi 1,22m.
·
Kursi finish dengan 8 tangga untuk timers
(pencatat waktu).
·
Stopwatch 24 buah untuk pelari.
·
Camera finish (alat foto finish).
3. Teknik:
Aba-aba start: 1 bersedia
2
siap
3
ya
Dalam lari jarak pendek perlu juga
memperhatikan empat hal antara lain:
1. Starting Position
(posisi permulaan).
Starting
position adalah sikap atau posisi badan pelari saat akan melakukan start. Pada
lari jarak pendek, pelari biasanya menggunakan start jongkok, jadi sebelum
lepas dari garis start, pelari dalam posisi berjongkok. Karena dengan posisi
berjongkok dapat menimbulkan gerakan percepatan yang memungkinkan saat pelari
lepas dari garis start agar lebih mudah dan cepat meluncur kedepan.
Start jongkok ada tiga jenis, sebagai
pedoman, dapat dibedakan Sebagai berikut:
·
Short
start bunch start (start pendek), pada saat berjongkok lutut kaki belakang
berada diujung kaki yang lain. Apabila dalam sikap berdiri, ujung kaki belakang
akan terletak kira-kira disamping tumit atau lekukan telapak kaki depan.
·
Medium
start (start panjang), pada sikap berjongkok lutut kaki belakang kira-kira
berada disamping lekukan telapak kaki depan. Dalam posisi berdiri, ujung kaki
belakang berada sedikit di belakang tumit kaki depan. Start ini sangat sesuai
untuk pemula.
·
Long
start (start panjang), pada sikap berjongkok lutut kaki belakang segaris dengan
tumit kaki depan atau letak lutut lebih mundur lagi. Pada saat berdiri, kedua
telapak kaki saling berjauhan, yaitu ujung kaki belakang terletak sekitar dua
jengkal dari tumit kaki depan. Pelari yang berkaki panjang (tinggi) biasanya
menggunakan start ini.
Biasanya
menggunakan medium start (permulaan yang sedang), yaitu pada aba-aba “bersedia”
maka:
·
Jari kaki depan terletak 45cm dibelakang gari
start
·
Jari kaki belakang mundur lagi 20cm
·
Kedua lengan tegak lurus dibelakang gari start,
pandangan 5m didepan garis start.
Pada
aba-aba siap lutut belakang naik, pantat lebih tinggi dari kepala,
dan kepala maju jauh.
2. Starting action
Starting
action adalah gerakan saat meninggalkan garis start setelah aba-aba “ya/bunyi
pistol” sampai kira-kira 6-9 langkah dari garis start. Gerakannya sebagai
berikut:
·
Tangan kiri dan kaki kanan digerakkan serempak
dan secepat mungkin (hal ini apabila dalam posisi jongkok kaki kiri di depan).
Bertepatan dengan itu kaki kiri menolak kuat dan secepat mungkin hingga lutut
benar-benarlurus atau hampir lurus. Dorongan/tolakan kaki kiri ini tidak ke
atas tetapi harus ke depan. Sesaat itu pula kaki kanan segera diayun cepat ke
depan. Langkah pertama kaki kanan ini harus cepat dan cukup jauh menjangkau ke
depan, tetapi rendah saja agar segera berpijak ke tanah. Dan saat mendarat di
tanah posisi lutul sebaiknya membentuk sudut sekitar 90 derajat.
·
Saat kaki kanan berpijak ke tanah segera
disusul kaki kiri dilangkahkan kedepan dengan cepat. Begitu seterusnya gerakan
meluncur ke depan ini dilakukan dengan tetap menjaga keseimbangan dan
kecondongan badan ke depan. saat meluncur ini pandangan sedikit demi sedikit
bergeser ke depan.
·
Gerakan meluncur ke depan ini hanya berlangsung
beberapa lankah saja dari garis start (6-9) langkah. Sesudah itu gerakanya akan
berubah menjadi sprinting action.
3.
Sprinting
action
Sprinting action
adalah gerakan lari sprint, adapun cara melakukannya adalah sebagai berikut”
a.
Gerakan
Kaki
·
Kaki
balakang (misalnya kanan) harus benar-benar menolak ke depan sampai lutut
terkadang lurus, saat lepas dari tanah harus berakhir pada bagian ujung telapak
( jari ) kaki.
·
Setelah
ujung kaki terlepas dari tanah, maka dangan capat lutut segera ditekuk (tidak
sampai menyentuh). Sehingga seolah-olah tumit mendekati pantat (tidak sampai).
Pada posisi lutut ditekuk inilah paha segera diayun cepat ke depan.
Pengangkatan paha ke depan ini tidak perlu terlampau tinggi (berlebihan),
tetapi cukup maksimal saja, yaitu kira-kira setinggi pinggul, sehingga posisi
paha maksimal sejajar dengan tanah. Pengangkatan paha maksimal sejajar dengan
tanah. Pengangkatan paha yang berlebihan dapat mengakibatkan siakap badan
menjadi tegak dan gerakan lari kurang laju ke depan, tetapi lebih cenderung
bergerak lari kurang laju ke depan, tetapi lebih cenderung bergerak melambung
ke atas.
·
Setelah
paha diayun ke depan, segera tungkai bawah dikibaskan dengan cepat dan sejauh
mungkin ke depan untuk segera mendarat di tanah. Saat mendarat/berpijak di
tanah harus dengan bagian depan/ujung telapak kaki terlebih dahulu, dalam
posisi lutut agak ditekuk. Pada kenyataanya pengibasan (menyepakkan) tangkai ke
depan tadi terjadi setelah kaki belakang ke depan itulah yang mengakibatkan
badan terdorong/bergerak maju ke depan. Itulah sebabnya maka tolakan kaki
belakang harus dilakukan dengan kuat dan secepatnya tungkai bawah dilipat terus
diayun ke depan untuk membuat frekuensi langkah yang cepat pula. Begitu
seterusnya.
b.
Gerakan
lengan
·
Gerakan
(ayunan) lengan bersumber pada persendian bahu dan dilakukan dengan cepat
sesuai dengan gerakan kaki.
·
Ayunan
ke depan harus lebih aktif dari pada ayunan ke belakang dan ayunan ke depan
tersebut agak serong masuk ke dalam (medial) asal tidak sampai menyilang di
depan dada.
·
Siku
membentuk sudut sekitar 900 tetapi sudut siku itu secara otomatis akan berubah,
yaitu saat terayun ke depan relatif akan sedikit mengecil dan saat terayun ke
belakang akan membesar.
·
Jari-jari
tangan setengah mengepal dan rilek, pada saat terayun ke depan kepalan tangan
tidak lebih tinggi daripada kepala.
·
Gerakan
lengan sampai berakibat terangkatnya kedua bahu ke atas.
c.
Sikap
badan, leher dan kepala
·
Badan
tetap tegap, gagah, condong ke depan. Kecondongan badan ke depan tidak perlu
terlampau berlebihan apalagi sengaja membungkukkan badan adalah sikap lari
sprint yang kurang baik, karena akan menghambat gerakan kedua kaki, terutama
saat ayunan langkah ke depan. Kecondongan badan yang baik adalah yang wajar,
yaitu kecondongan yang timbul akibat adanya dorongan (tolakan) kaki belakang ke
depan yang dilakukan dengan kuat dan betul.
·
Leher,
dagu dan bahu tetap rilek, mulut sedikit menganga, jadi gigi (rahang atas dan
rahang bawah tidak perlu merapat/ menggigit)
·
Sikap
kepala tetap wajar, rilek (tidak tengadah ataupun tunduk), pandangan ke depan
sedikit serong ke bawah.
4.
Action
finishing
Action finishing adalah gerakan atau cara melewati garis
finish. Ada 4 macam cara melewati garis finish:
·
Lari
terus tanpa mengubah sikap badan. Cara ini sangat mudah tetapi kurang
menguntungkan karena posisi badan tidak mengalami perubahan ke depan.
·
Memutar
atau memiringkan bahu/badan ke salah satu sisi cara ini lebih menguntungkan
dibanding cara pertama.
·
Merebahkan
atau menjatuhkan badan ke depan (ambyuk) atau thresrug. Cara ini sangat
menguntungkan tetapi sulit untuk dilakukan.
·
Kombinasi
antara memiringkan badan dan ambruk
B. Hubungan Antara Kecepatan Lari 100 m dengan
Prestasi lompat jauh
Untuk
memperoleh prestasi yang maksimal di dalam nomor lompat jauh, seorang atlit
tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan skilnya (penguasaan gaya) dalam
melakukan lompatan, tetapi seorang atlit dituntut untuk memiliki kekuatan dan
daya ledak maksimal untuk melakukan tumpuan dan kemudian melakukan akselerasi
lompatan, selanjutnya untuk mendapatkan kekuatan dan daya ledak maksimal
tersebut, seorang atlit memerlukan jarak awalan dan kecepatan lari yang tinggi.
Tanpa jarak awalan dan kecepatan lari yang tinggi akan sulit bagi seorang atlit
pelompat jauh untuk melakukan tumpuan dengan kekuatan dan daya ledak maksimal.
Dengan demikian jelas bahwa, pada nomor lompat jauh gaya, skill dan kecepatan
berlari sangat penting untuk mendukung kekuatan dan daya ledak untuk melakukan
tumpuan atau tolakan yang tepat sehingga akan mencapai hasil (prestasi) lompatan
yang maksimal.
Dari
uraian di atas dapat dikatakan bahwa semakin cepat kemampuan lari sprint
seorang atlit, maka akan semakin baik pula kekuatan dan daya ledaknya untuk
melakukan tumpuan, semakin baik kekuatan dan daya ledak saat melakukan tumpuan
maka semakin baik juga hasil (prestasi) lompatan yang diraih demikian
sebaliknya. Berdasarkan asumsi tersebut ada kemungkinan seorang atlit lari
sprint khususnya nomor lari 100 meter berpeluang menjadi atlit pada nomor
lompat jauh dan sebaliknya. Selanjutnya dengan asumsi itu juga dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan antara kecepatan lari 100 meter dengan prestasi lompat
jauh.
Berikut pencatat rekor dunia lari 100 meter:
1.
Putra
·
“Pencatatan
waktu manual”
Waktu (detik)
|
Nama atlet
|
Negara
|
Tempat lomba
|
Tanggal
|
10,6
|
Don
Lippincott
|
Amerika Serikat
|
Stockholm, Swedia
|
6 Juli 1912
|
Jackson
Scholz
|
Amerika Serikat
|
16 September 1920
|
||
10,4
|
Charlie
Paddock
|
Amerika Serikat
|
Redlands, Amerika Serikat
|
23 April 1921
|
Eddie
Tolan
|
Amerika Serikat
|
Stockholm, Swedia
|
8 Agustus 1929
|
|
Copenhagen Denmark
|
25 Agustus 1929
|
|||
10,3
|
Percy
Williams
|
Kanada
|
Toronto, Ontario, Kanada
|
9 Agustus 1930
|
Arthur
Jonath
|
Jerman
|
Bochum, Jerman
|
5 Juli 1932
|
|
Eddie Tolan
|
Amerika Serikat
|
Los Angeles, Amerika Serikat
|
1 Agustus 1932
|
|
Ralph
Metcalfe
|
Amerika Serikat
|
Los Angeles, Amerika Serikat
|
1 Agustus 1932
|
|
Ralph Metcalfe
|
Amerika Serikat
|
Budapest, Hongaria
|
12 Agustus 1933
|
|
Eulace
Peacock
|
Amerika Serikat
|
Oslo,
Norwegia
|
6 Agustus 1934
|
|
Chris
Berger
|
Belanda
|
Amsterdam, Belanda
|
26 Agustus 1934
|
|
Ralph Metcalfe
|
Amerika Serikat
|
Osaka, Jepang
|
15 September 1934
|
|
Dairen, Tiongkok
|
23 September 1934
|
|||
Jepang
|
Tokyo, Jepang
|
15 Juni 1935
|
Takanori
Yoshioka
|
|
10,2
|
Jesse Owens
|
Amerika Serikat
|
Chicago, Amerika Serikat
|
20 Juni 1936
|
Harold
Davis
|
Amerika Serikat
|
Compton, Amerika Serikat
|
6 Juni 1941
|
|
Lloyd
LaBeach
|
Panama
|
Fresno, Amerika Serikat
|
15 Mei 1948
|
|
Barney
Ewell
|
Amerika Serikat
|
Evanston, Amerika Serikat
|
9 Juli 1948
|
|
Emmanuel McDonald Bailey
|
Britania Raya
|
Belgrade, Yugoslavia
|
25 Agustus 1951
|
|
Heinz
Fütterer
|
Jerman Barat
|
Yokohama, Jepang
|
31 Oktober 1954
|
|
Bobby
Joe Morrow
|
Amerika Serikat
|
Houston, Amerika Serikat
|
19 Mei 1956
|
|
Ira
Murchison
|
Amerika Serikat
|
Compton, Amerika Serikat
|
1 Juni 1956
|
|
Bobby Joe Morrow
|
Amerika Serikat
|
Bakersfield, Amerika Serikat
|
22 Juni 1956
|
|
Ira Murchison
|
Amerika Serikat
|
Los Angeles,
Amerika Serikat
|
29 Juni 1956
|
|
10,1
|
Willie
Williams
|
Amerika Serikat
|
Berlin, Germany
|
3 Agustus 1956
|
Ira Murchison
|
Amerika Serikat
|
4 Agustus 1956
|
||
Leamon
King
|
Amerika Serikat
|
Ontario, Amerika Serikat
|
20 Oktober 1956
|
|
Santa
Ana, Amerika Serikat
|
27 Oktober 1956
|
|||
10,0
|
Armin
Hary
|
Jerman Barat
|
Zürich, Switzerland
|
21 Juni 1960
|
Harry
Jerome
|
Kanada
|
Saskatoon, Kanada
|
15 Juli 1960
|
|
Horacio
Esteves
|
Venezuela
|
Caracas, Venezuela
|
15 Agustus 1964
|
|
Bob
Hayes
|
Amerika Serikat
|
Tokyo, Jepang
|
15 Oktober 1964
|
|
Jim
Hines
|
Amerika Serikat
|
Modesto, Amerika Serikat
|
15 Mei 1967
|
|
Enrique
Figuerola
|
Kuba
|
Budapest, Hongaria
|
17 Juni 1967
|
|
Paul
Nash
|
Afrika Selatan
|
Krugersdorp, Afrika Selatan
|
2 April 1968
|
|
Oliver
Ford
|
Amerika Serikat
|
Albuquerque, Amerika Serikat
|
31 Mei 1968
|
|
Charles
Greene
|
Amerika Serikat
|
Sacramento, Amerika Serikat
|
20 Juni 1968
|
|
9,9
|
Jim
Hines
|
Amerika Serikat
|
||
Ronnie
Ray Smith
|
Amerika Serikat
|
|||
Charles
Greene
|
Amerika Serikat
|
|||
Steve
Williams
|
Amerika Serikat
|
Los Angeles,
Amerika Serikat
|
21 Juni 1972
|
|
Eddie
Hart
|
Amerika Serikat
|
Eugene, Amerika Serikat
|
1 Juli 1972
|
|
Reynaud
Robinson
|
Amerika Serikat
|
|||
Silvio
Leonard
|
Kuba
|
Ostrava, Cekoslovakia
|
5 Juni 1975
|
|
Steve Williams
|
Amerika Serikat
|
Siena, Italia
|
16 Juli 1975
|
|
Berlin, Jerman
|
22 Agustus 1975
|
|||
Gainesville, Amerika Serikat
|
27 Maret 1976
|
|||
Harvey
Glance
|
Amerika Serikat
|
Columbia, Amerika Serikat
|
3 April 1976
|
·
“pencatatan
waktu elektronik”
Waktu (detik)
|
Nama atlet
|
Negara
|
Tempat lomba
|
Tanggal
|
9,95
|
Jim Hines
|
Amerika Serikat
|
Mexico City, Meksiko
|
14 Oktober 1968
|
9,93
|
Calvin
Smith
|
Amerika Serikat
|
Colorado, Amerika Serikat
|
3 Juli 1983
|
Carl Lewis
|
Amerika Serikat
|
Roma,
Italia
|
30 Agustus 1987
|
|
9,92
|
Carl Lewis
|
Amerika Serikat
|
Seoul, Korea Selatan
|
24 September 1988
|
9,90
|
Leroy
Burrell
|
Amerika Serikat
|
New York, Amerika Serikat
|
14 Juni 1991
|
9,86
|
Carl Lewis
|
Amerika Serikat
|
Tokyo, Jepang
|
25 Agustus 1991
|
9,85
|
Leroy Burrell
|
Amerika Serikat
|
Lausanne, Swiss
|
6 Juli 1994
|
9,84
|
Donovan
Bailey
|
Kanada
|
Atlanta, Amerika Serikat
|
27 Juli 1996
|
9,79
|
Maurice
Greene
|
Amerika Serikat
|
Athena, Yunani
|
16 Juni 1999
|
9,92
|
Carl Lewis
|
Amerika Serikat
|
Seoul, Korea Selatan
|
24 September 1988
|
9,77
|
Asafa Powell
|
Jamaika
|
Athena, Yunani
|
14 Juni 2005
|
Asafa Powell
|
Jamaika
|
Gateshead, Inggris
|
11 Juni 2006
|
|
Asafa Powell
|
Jamaika
|
Zurich, Swiss
|
18 Agustus 2006
|
|
9,74
|
Asafa Powell
|
Jamaika
|
Rieti, Italia
|
9 September 2007
|
9,72
|
Usain Bolt
|
Jamaika
|
New York City, Amerika Serikat
|
31 Mei 2008
|
9,69
|
Usain Bolt
|
Jamaika
|
Beijing, Republik Rakyat
Tiongkok
|
16 Agustus 2008
|
9,58
|
Usain Bolt
|
Jamaika
|
Berlin, Jerman
|
16 Agustus 2009
|
9,74
|
Asafa Powell
|
Jamaika
|
Rieti, Italia
|
9 September 2007
|
2. Putri
“pencatatan waktu
manual”
Waktu
|
Nama atlet
|
Negara
|
Tempat lomba
|
Tanggal
|
12.8
|
Mary
Lines
|
Britania Raya
|
Paris, Perancis
|
22 Agustus 1922
|
12.7
|
Emmy
Haux
|
Jerman
|
Frankfurt, Jerman
|
21 Mei 1923
|
12.8
|
Marie
Mejzlikova
|
Ceko
|
Praha, Cekoslowakia
|
13 Mei 1923
|
12.4
|
Leni
Schmidt
|
Jerman
|
Leipzig, Jerman
|
30 Agustus 1925
|
12.2
|
Leni
Junker
|
Jerman
|
Wiesbaden, Jerman
|
13 September 1925
|
12.4
|
Gundel
Wittmann
|
Jerman
|
Braunschweig, Jerman
|
22 Agustus 1926
|
12.2
|
Leni Junker
|
Jerman
|
Hanover, Jerman
|
Agustus 1926
|
12.1
|
Gertrud
Gladitsch
|
Jerman
|
Stuttgart, Jerman
|
3 Juli 1927
|
12.2
|
Kinue
Hitomi
|
Jepang
|
Osaka, Jepang
|
20 Mei 1928
|
12.0
|
Betty
Robinson
|
Amerika Serikat
|
Chicago, Illinois, Amerika Serikat
|
2 Juni 1928
|
12.0
|
Myrtle
Cook
|
Kanada
|
Halifax,
Nova Scotia,
Kanada
|
2 Juli 1928
|
12.0
|
Leni Junker
|
Jerman
|
Magdeburg, Jerman
|
1 Agustus, 1931
|
12.0
|
Tollien
Schuurman
|
Belanda
|
Amsterdam, Belanda
|
31 Agustus 1930
|
11.9
|
Tollien Schuurman
|
Belanda
|
Haarlem, Belanda
|
5 Juni 1932
|
11.9
|
Hilda
Strike
|
Kanada
|
Los Angeles, AS
|
2 Agustus 1932
|
11.9
|
Käthe
Krauss
|
Jerman
|
London, Inggris
|
11 Agustus 1934
|
11.9
|
Helen
Stephens
|
Amerika Serikat
|
Fulton, AS
|
10 April 1935
|
11.8
|
Helen Stephens
|
Amerika Serikat
|
Saint Louis, AS
|
1 Juni, 1935
|
11.6
|
Helen Stephens
|
Amerika Serikat
|
Kansas City, AS
|
8 Juni, 1935
|
11.5
|
Helen Stephens
|
Amerika Serikat
|
Dresden, Jerman
|
10 Agustus 1936
|
11.5
|
Lulu
Mae Hymes
|
Amerika Serikat
|
Tuskegee
|
6 Mei 1939
|
11.5
|
Rowena
Harrison
|
Amerika Serikat
|
Tuskegee
|
6 Mei 1939
|
11.5
|
Fanny
Blankers-Koen
|
Belanda
|
Amsterdam, Belanda
|
5 September 1943
|
11.5
|
Marjorie
Jackson
|
Australia
|
Helsinki, Finlandia
|
22 Juli 1952
|
11.4
|
Marjorie Jackson
|
Australia
|
Gifu,
Jepang
|
4 Oktober 1952
|
11.3
|
Shirley
Strickland
|
Australia
|
Warsaw, Poland
|
4 Agustus 1955
|
11.3
|
Vera
Krepkina
|
Uni Soviet
|
Kiev,
Uni Soviet
|
13 September 1958
|
11.3
|
Wilma
Rudolph
|
Amerika Serikat
|
Rome,
Italia
|
2 September 1960
|
11.2
|
Wilma Rudolph
|
Amerika Serikat
|
Stuttgart, Jerman Barat
|
19 Juli 1961
|
11.2
|
Wyomia
Tyus
|
Amerika Serikat
|
Tokyo, Jepang
|
15 April 1964
|
11.1
|
Irena
Kirszenstein
|
Polandia
|
Praha, Cekoslowakia
|
9 Juli 1965
|
11.1
|
Wyomia Tyus
|
Amerika Serikat
|
Kiev, Uni Soviet
|
31 Juli 1965
|
11.1
|
Barbara
Ferrell
|
Amerika Serikat
|
Santa Barbara, AS
|
2 Juli 1967
|
11.1
|
Wyomia Tyus
|
Amerika Serikat
|
Mexico City, Meksiko
|
21 April 1968
|
11.1
|
Lyudmila
Samotyosova
|
Uni Soviet
|
Leninakan, Uni Soviet
|
15 Agustus 1968
|
11.1
|
Margaret
Bailes
|
Amerika Serikat
|
Aurora,
Filipina
|
18 Agustus 1968
|
11.1
|
Barbara Ferrell
|
Amerika Serikat
|
Mexico City,
Meksiko
|
14 Oktober 1968
|
11.1
|
Irena
Szewinska
|
Polandia
|
Mexico City,
Meksiko
|
14 Oktober 1968
|
11.0
|
Wyomia Tyus
|
Amerika Serikat
|
Mexico City,
Meksiko
|
15 Oktober 1968
|
11.0
|
Chi
Cheng
|
Taiwan
|
Wina,
Austria
|
18 Juli 1970
|
11.0
|
Renate
Meissner
|
Jerman Timur
|
Berlin, Jerman Timur
|
2 Agustus 1970
|
11.0
|
Ellen
Strophal
|
Jerman Timur
|
Potsdam, Jerman
Timur
|
15 Juni 1972
|
11.0
|
Eva
Gleskova
|
Ceko
|
Budapest, Hungaria
|
1 Juli 1972
|
10.9
|
Renate Stecher
|
Jerman Timur
|
Leipzig, Jerman Timur
|
30 Juni 1973
|
“pencatatan
waktu elektronik”
Waktu (detik)
|
Nama atlet
|
Negara
|
Tempat lomba
|
Tanggal
|
11,07
|
Renate Stecher
|
Jerman Timur
|
Munich, Jerman Barat
|
2 September 1972
|
11,04
|
Inge
Helten
|
Jerman Barat
|
Fürth, Jerman Barat
|
13 Juni 1976
|
11,01
|
Annegret
Richter
|
Jerman Barat
|
Montreal, Kanada
|
25 Juli 1976
|
10,88
|
Marlies
Oelsner
|
Jerman Timur
|
Dresden, Jerman
Timur
|
1 Juli 1977
|
Marlies
Göhr
|
Jerman Timur
|
Karl-Marx-Stadt, Jerman Timur
|
9 Juli 1982
|
|
10,87
|
Lyudmila
Kondratyeva
|
Uni Soviet
|
Leningrad, Soviet Union
|
3 Juni 1980
|
10,81
|
Marlies
Göhr
|
Jerman Timur
|
Berlin, Jerman Timur
|
8 Juni 1983
|
10,79
|
Evelyn
Ashford
|
Amerika Serikat
|
Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat, Amerika Serikat
|
3 Juli 1983
|
10,76
|
Evelyn Ashford
|
Amerika Serikat
|
Zürich, Swiss
|
22 Agustus 1984
|
10,49
|
Florence Griffith Joyner
|
Amerika Serikat
|
Indianapolis, Amerika Serikat
|
16 Juli 1988
|
Catatan
kaki:
1.
Tahun
1896, pada pembukaan Olimpiade di Atena, Yunani,
Tom
Burke mencatat waktu 12
detik untuk lari 100 meter. Tapi rekor ini tidak diakui karena terjadi sebelum
tahun 1912.
2.
Rekor
dibatalkan karena terbukti memakai doping di Olimpiade tahun 1988.
3.
Rekor
dibatalkan pada tahun 2005 karena terbukti terlibat dalam skandal BALCO.
4.
Rekor
dibatalkan pada tahun 2007 karena gagal tes doping pada April 2006.
Daftar pustaka
Aip,
Syarifuddin. 1997 . Panduan Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: CV. Grasindo.Riyadi, Tamsir. 1982. Petunjuk Atletik. Yogyakarta
IKIP Yogyakarta
http://www.sarjanaku.com/2013/04/makalah-lari-jarak-pendek-teknik-100.html
Carr, A. Gerry. 1997. Atletik untuk Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada
http://www.sarjanaku.com/2013/04/makalah-lari-jarak-pendek-teknik-100.html
Carr, A. Gerry. 1997. Atletik untuk Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada
Komentar
Posting Komentar